TEMPO.CO, Gaza -
Sejumlah negara di Timur Tengah bereaksi keras atas serangan Israel ke
Jalur Gaza, Palestina, yang dilancarkan melalui udara dan laut, Kamis
dinihari, 15 November 2012. Serangan itu menyebabkan 19 warga sipil
Palestina tewas, termasuk sedikitnya empat anak-anak, dan melukai 150
orang lainnya.

Balasan pasukan Hamas, kelompok bersenjata yang menguasai Jalur Gaza, ini ditanggapi dengan pengerahan pasukan Negeri Zionis ke perbatasan dan menyiapkan 30 ribu militer cadangan guna menyerbu ke Gaza.
Menteri Transportasi Israel Katz mengatakan kepada BBC, "Jika tembakan tidak dihentikan, Israel juga akan mengarahkan sasarannya ke (pemimpin Hamas) Ismail Haniyeh."
Perdana Menteri Mesir Hisham Qandil yang akan mengunjungi Gaza, hari ini, menunjukkan ekspresi solidaritasnya terhadap rakyat Palestina di Gaza. Dia akan mendampingi Presiden Mohamed Mursi.
Dari Qatar, Palestina juga memperoleh sokongan. Perdana Menteri Qatar Sheikh Hamad bin Jassem Al-Thani mengatakan, serangan Israel ke Palestina harus dihukum. "Dewan Keamanan PBB mengambil tanggung jawab perdamaian dan keamanan di dunia," ujarnya.
Menteri Luar Negeri Iran mengutuk serangan Israel dengan menyebut operasi Israel itu sebagai operasi terorisme. "Iran secara tegas mengutuk aksi kejahatan pasukan militer Zionis terhadap pembunuhan warga sipil," kata juru bicara Kementerian, Ramin Mehmanparast.
"Gempuran Israel tidak bisa diterima dan akan merusak stabilitas keamanan di kawasan," kata Mursi. Pemimpin dari Ikhwanul Muslimin ini melanjutkan, "Kami (rakyat Mesir) berhubungan dengan rakyat Gaza dan Palestina lainnya. Kami senantiasa bersama mereka hingga agresi (Israel) dihentikan."
Amerika Serikat selaku sekutu terdekat Israel menyerukan kepada Mesir, Turki, dan negara-negara Eropa yang telah mengontak Hamas agar meminta kelompok bersenjata itu menghentikan tembakan roket dari Gaza dan kekerasan.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !